Kenali Perbedaannya Sesuai Kebutuhan (arduino vs raspberry)

Ketika akan memulai explorasi di dunia elektronika, khususnya di bidang mikrokontroler dan embedded systems, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Arduino maupun Raspberry Pi, ya? Banyak project-project elektronika yang dibuat dengan menggunakan Arduino dan Raspberry Pi. Saat ini kedua perangkat tersebut sudah menjadi layaknya “tulang punggung” dalam membuat project-project elektronika modern seperti sistem smart garden, smarthome, Internet of Things, bel otomatis dan masih banyak lagi.

Bagi Anda yang baru terjun atau baru akan memulai membuat project elektronika, tentu terkadang dibingungkan dengan kedua pilihan perangkat tersebut. Untuk menjawab permasalahan ini, maka pada artikel kali ini kita akan membahas tuntas bagaimana perbedaan antara kedua perangkat tersebut dan perangkat mana yang sekiranya cocok untuk diaplikasikan pada project yang dimiliki.

Apa sih Arduino?

Board Arduino merupakan sebuah mikrokontroler open-source sederhana yang dapat menjalankan satu tugas dalam satu waktu. Board Arduino sangat mudah digunakan karena telah disediakan sebuah software Intergrated Development Environtment atau biasa disingkat IDE bernama Arduino IDE yang dapat digunakan menulis program, compile, sekaligus upload program ke chip mikrokontroler Arduino. Untuk bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C/C++ yang telah disederhanakan, sehingga memudahkan pengguna dalam mempelajari atau membuat project dengan Arduino

Apa sih Raspberry?

Raspberry Pi merupakan sebuah Single Board Computer (SBC) seukuran kartu kredit yang dapat Anda hubungkan dengan mouse, keyboard, dan monitor untuk difungsikan sebagai PC desktop. Namun tak sampai di situ, selain berfungsi sebagai mini PC biasa ternyata Raspberry Pi bisa digunakan sebagai development board juga, sehingga Anda dapat menambahkan berbagai komponen I/O pada pin GPIO Raspberry Pi. Di sisi lain, Raspberry Pi juga menggunakan sistem operasi berbasis Linux, yang mana dengan sistem operasi ini Anda dapat bebas bereksperimen atau membuat project yang lebih kompleks dengan kehandalan sistem operasi Linux.

Fitur Pada Arduino

  • Arduino pin I/O analogdan digital yang dapat digunakan untuk membaca ataupun mengontrol berbagai perangkat I/O mulai dari sensor, LED, buzzer, motor dc, servo, dsb.
  • Pengguna dapat menulis dan uploadprogram dengan mudah menggunakan software Arduino IDE yang telah disediakan.
  • Arduino tidak membutuhkan programmeratau downloader eksternal layaknya mikrokontroler AVR pada umumnya, ia hanya membutuhkan kabel USB untuk dapat upload program ke chip
  • Arduino menggunakan bahasa C/C++ yang telah disederhanakan, sehingga lebih mudah dipelajari khususnya bagi para pemula.
  • Dukungan komunitas sangat luas

Fitur Pada Raspberry

  • Menyediakan 40 pin GPIO yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai perangkat I/O digital.
  • Menyediakan koneksi wiredmaupun wireless secara built-in, seperti bluetooth, wifi, dan ethernet.
  • Menggunakan sistem operasi berbasis Linux.
  • Menggunakan bahasa Pythonsebagai bahasa pemrograman utamanya.
  • Menggunakan System on Chip (SoC)yang jauh lebih cepat dari mikrokontroler biasa.
  • Dapat difungsikan sebagai mini PCbiasa atau development board.
  • Dukungan komunitas sangat luas

Perbedaan Spesifik Lainnya?

 ArduinoRaspberry Pi
Tipe Board  Mikrokontroler Mini PC
ProsesorArduino umumnya menggunakan mikrokontroler AVR 8-bit yang simple dan mudah dioperasikan. Clockspeed yang dihasilkan relatif rendah namun sudah cukup untuk menunjang performa mikrokontroler (contoh: ATMega328P @ 16 MHz)Raspberry Pi menggunakan SoC berarsitektur ARM 64-bit yang dapat melakukan tugas yang lebih kompleks. Clockspeed yang dimiliki pun jauh  lebih tinggi dibanding mikrokontroler (Contoh: BCM2837 @ 1.2 GHz).
KonektifitasArduino pada umumnya tidak dilengkapi modul wired atau wireless secara built-in, tapi Anda bisa menambahkan modul add-on untuk memberikan kemampuan tersebut. (Namun beberapa tipe Arduino tertentu menyediakan fitur ethernet, bluetooth, dan wifi on-board)Raspberry Pi memiliki konektifitas wifi, bluetooth, dan ethernet yang sudah tertanam secara built-in
Pin I/OArduino memiliki beberapa pin I/O analog dan digital yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat I/O. Jumlah pin I/O berbeda-beda di tiap tipe Arduino (Contoh: Arduino  Mega 2560 memiliki 54 pin digital dan 16 pin analog)Raspberry Pi memiliki 40 pin GPIO yang dapat digunakan sebagai pin I/O digital. Raspberry Pi tidak dilengkapi pin analog input untuk menghubungkan sensor-sensor analog.
MemoriArduino dilengkapi tiga jenis memori, yaitu flash, SRAM, dan  EEPROM. Kapasitas memori tersebut berbeda beda di tiap  tipe Arduino. (Contoh: Arduino Mega memiliki 256 KB flash, 8 KB SRAM, dan 4 KB EEPROM)Raspberry Pi dilengkapi memori RAM berkapasitas 1 GB (Raspberry Pi 3 2B/3B/3B+). Untuk menginstal OS dan menyimpan file, Anda harus menambahkan micro SD secara terpisah.
DayaPada saat idle, Arduino hanya mengkonsumsi daya sekitar 50 mAPada saat idle, Raspberry Pi mengkonsumsi daya lebih dari 700 mA
PortPada Arduino disediakan port USB untuk mengupload program dan header ICSP untuk debugging.Raspberry Pi memiliki port USB host, HDMI, CSI, DSI, audio jack, dan ethernet port.
Sistem OperasiArduino tidak memiliki sistem operasi, board ini hanya dilengkapi Arduino IDE untuk membuat, compile dan upload program ke mikrokontroler.Rapberry Pi menyediakan beberapa pilihan sistem operasi berbasis Linux, seperti Raspbian, Ubuntu Mate, OSMC, LibreELEC, dsb.
PengoperasianArduino sangat mudah untuk dioperasikan, kita cukup menulis  program, compile, lalu upload program ke chip mikrokontroler.  Proses troubleshooting pun relatif lebih mudah pada Arduino.Raspberry Pi relatif lebih rumit, karena kita harus menginstal software, mengimport library, dan mengerti command list pada Linux. Untuk proses troubleshooting pun relatif lebih kompleks.
Bahasa PemrogamanBahasa pemrograman Arduino adalah C/C++ yang telah disederhanakan.Bahasa utama Raspberry Pi adalah Python, tapi Anda juga bisa menggunakan bahasa lain seperti C, C++, ruby, dsb.

Caranya memilih salah satu dari kedua opsi itu, gimana?

Jika Anda ingin membuat project sederhana yang tidak membutuhkan banyak resource, Arduino adalah pilihan yang tepat. Tapi jika ingin memilih terhadap raspberyy, maka coba lakukan cross-check dulu hal ini, dan anda akan memilih dengan benar :

  • Jika Anda ingin menggunakan komputer mini bersistem operasi Linux, Raspberry Pi adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda ingin membuat project yang lebih kompleks seperti database, image processing, AI, dan sebagainya, Raspberry Pi adalah pilihan yang tepat karena didukung sistem operasi dan spesifikasi hardware yang jauh lebih mumpuni.
  • Jika Anda ingin menggunakan sensor-sensor analog, Arduino adalah pilihan yang tepat, karena pada Raspberry Pi tidak disediakan fitur tersebut secara default.
  • Jika Anda ingin membuat project bertenagakan baterai dengan konsumsi daya yang rendah, Arduino adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda familiar dengan bahasa C/C++, Arduino adalah pilihan yang tepat, jika Anda familiar dengan Linux dan PythonRaspberry Pi adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda membutuhkan konektifitason-board (wifi, bluetooth, ethernet), Raspberry Pi adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda ingin menekan biaya pada project Anda, Arduino adalah pilihan yang tepat karena Arduino memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding Raspberry Pi.
  • Jika Anda ingin membuat project plug-and-play, Arduino adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda ingin membuat project yang membutuhkan kapasitas memori besar, Raspberry Pi adalah pilihan yang tepat.

Ikutan segera kelasnya di C++ programming atau Python setelah kamu memastikan salah satu dari keduanya ya!

Apt-Get Slow Download

Pernah eksekusi perintah apt-get update tapi malah dapet download akses yang slow gila?! Nah ini dia solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut! Aslinya begini:

Kemudian kita atasi dengan cara mengupdate sumber links yang bener-bener dapat diandalkan. Caranya ambil salah satu dari link global (dari sini). Perhatikan:

Dari sana bakal kelihatan mana lokasi yang kamu bakal pakai satu saja. Misalnya saja :


https://mirrors.ocf.berkeley.edu/kali/

Nah karena link itu lebih dapat diandalkan, maka kita update saja dengan cara:

Masuk ke terminal

Lalu eksekusi:

  • sudo vi /etc/apt/sources.list

Dan edit menjadi seperti ini :

Setelah itu maka lakukan perintah ini:

  • sudo apt-get clean
  • sudo apt-get update
  • sudo apt-get upgrade

Maka proses download akan lebih cepat dan tuntaskan hingga selesai tanpa speed yang lola… bravoo…!!

Installation Guest Addition CD Image

Memang agak sedikit berbeda ketika menggunakan Linux environment berbanding dengan Windows. Pada saat menerapkan Guest Addition CD Image saja misalnya, setidaknya para pengguna Debian Linux perlu menerapkan beberapa langkah berikut :

Masuk ke terminal, dan ketiklah awalan sudo *perintah lainnya* setelah itu maka akan dimintai password untuk root user. Ketik dan tuntaskan hingga akhir!

Eksekusi perintah berikut in terurut :

  • sudo apt-get update
  • sudo apt-get upgrade
  • sudo apt-get install build-essential module-assistant
  • sudo m-a prepare
  • masukkan Guest CD nya via menu VirtualBox
  • open Terminal Here (di cdrom tersebut)
  • lalu sudo sh ./VBoxLinuxAdditions.sh

Itulah dia rangkaian command line yang perlu kita lakukan dalam penggunaan di Linux Environment. Ribet yah? Sebenarnya ngga juga, karena disini kita melakukan serangkaian perintah umum seperti : updating APT database, lalu melakukan instalasi security update, dan instalasi required packages.

Kali Linux Detect Network Hardware

Nah kali ini masih seputar installation di Kali – Linux yang menjadi pertanyaan segar untuk kita semua. Perhatikan error message ini :

Pesannya juga cukup jelas koq, yaitu :

Some of your hardware needs non-free firmware files to operate. The firmware can be loaded from removable media, such as a USB stick or floppy. The Missing firmware files are : rtl_nic/rtl8168d-1.fw If you have such media available now, insert it, and continue.

Karena file driver hardware rtl8168d-1.fw ini tidak ada di dalam CD/DVD Kali Linux Installer, maka file ini harus kita dapatkan dari Internet. Cukup download dari sini (klik). Nah, jika filenya sudah didapatkan kemudian save (masukkan) ke dalam flashdisk manapun (bebas). Kemudian colok ke PC yang barusan error tersebut. Dan klik saja *Yes*.

Installation akan lancar jaya, sukses!

Kali Linux Installation Media

Pernah mengalami ini ketika melakukan installasi Kali Linux di PC?

Pesannya ialah : Your installation media couldn’t be mounted. When installing from CD-ROM, this probably means that the deisk was not in the drive. If so you can insert it and try again.

Dengan screenshot seperti ini?

Menyebalkan memang! Padahal anda sedang melakukan Installation from USB alias dari USB Flashdisk. Lalu muncullah error minta CD-ROM ? What ….?! Nah cara mengatasi ini cukup sederhana. Seperti petunjuknya, cabut aja USB Flashdisknya, lalu masukkan lagi ke port sebelahnya. Dan viola, semua berjalan lancar!

windows 10 anti lelet

Windows 10 Anti Lelet

Ternyata setelah sekian banyak pengguna Ms. Windows 10 yang kepepet alias Lelet, kini kita tunjukkan cara penanganannya yang cepat dan tepat to the point.

Pasalnya, bukan cuma sekali dua, tapi malah berulang kali ketika kita lagi asyik kerja di dalam Ms. Windows 10 eh, ada notifikasi untuk restart now, atau bahkan ketika mau shutdown malah di update windowsnya secara force (paksa).
Ga cuma itu lho! Ketika lagi bener-bener perlunya, eh Start Menu malah ngga muncul sama sekali meskipun udah di click berulang kali. Walhasil semua jadi rembetan nge-Hang! Hmmmph…! Dan tentu saja hal itu menjadi gangguan untuk kita yang sejatinya merupakan pengguna harian Ms. Windows. Usut punya usut ternyata harus ada konfigurasi yang dilakukan agar mengoptimalkan kembali performa agar Anti Lelet. Apakah kamu belum pernah ngebayangin hal ini sebelumnya

Oya, untuk kamu yang ngga mau pusing konfigurasi sana-sini bisa cobain Ms. Windows 10 versi custom Lite yang telah dipangkas abis dari beberapa fitur embel-embelnya agar bisa jalan secara cepat. Tunggu artikel berikutnya nanti disini.

Okay, let’s back to the laptop, eh topik semula! Apa aja yang akan kita bahas seputar konfigurasi Ms. Windows 10 Anti Lelet karena kamu bakal suprise, ini dia…

Point Pembahasan Windows 10 Anti Lelet

  1. Disable Automatic Update via Group Policy
  2. Disable Startup Program
  3. Disable Background App
  4. Disable Game Mode
  5. Disable Delivery Optimization
  6. Disable Indexing Drive
  7. Delete Junk Files
  8. Uninstall Anti Virus (yang double)
  9. Ganti Visual Effects
  10. Pakai Windows 10 Debloater

Poin-poin diatas ialah sebagian kecil yang perlu kita lakukan saat melakukan penyetelan Ms. Windows 10. Dari sini dikenal beberapa istilah seperti Disable itu artinya merubah status dari aktif menjadi non-aktif. Dan Delete itu membuang itu data file seperti halnya melakukan uninstall program atau menghapus program juga dari komputer kita.

Kerasa banyak penyetelannya memang meskipun sebenarnya sedikit dan mudah koq! Tetapi setidaknya kamu jadi tahu bahwa tim teknisi komputer biasanya menuntaskan hal beginian saat selesai pertama kali Formatting Laptop/PC, kemudian beres deh! Okay…. faham ya sekarang. Ooo… ternyata….

No.1 : Disable Automatic Update via Group Policy

Automatic Updates memang rewel kalo tetep dibiarin berjalan secara otomatis di belakang layar. Kalo kamu pernah perhatiin sih, gara-gara automatic updates, banyak banget korban yang menggunakan Windows 10 dan ujung-ujungnya nge-Hang…! Kasian banget kan kita… Eh, kita beneran nih, “kita”? Sejak kapan… (just kidding).

Untuk itu kita wajib melakukan Disable Automatic Updates. Caranya yaitu begini… :

  • Tekan START MENU lalu ketik EDIT GROUP POLICY
  • Kemudian klik Computer Configuration
  • Lalu Administrative Templates > Windows Components
  • Kemudian ke Windows Update dan klik Configure Automatic Updates
  • Nah stelah muncul tampilan selanjutnya klik saja Disabled, kemudian Apply dan OK.

No. 2 : Disable Startup Program

Startup program terkadang tidak terasa namun banyak menyita memory (RAM) khususnya saat Windows pertama kali masuk. Cirinya? Ya lelet loadingnya. Dan untuk mengaturnya lakukan hal ini:

  • Masuk dulu ke Task Manager (CTRL + ALT + DELETE bersamaan)
  • Lalu klik pada Tab bertuliskan Startup
  • Lihat saja beberapa apps yang memiliki Startup Impact yang cukup High.
  • Klik kanan apps tersebut lalu pilih Disable.

Catatan : Ingat ya, tiap kali kamu memasang program baru ke dalam Ms. Windows maka perhatikan Startupnya, karena ketika tiap aplikasi baru masuk, pada umumnya ada yang terpasang di bagian Startup ini juga.

No. 3 : Disable Background App

Ada lagi beberapa aplikasi yang jalan otomatis di belakang tanpa kita ketahui yaitu Background App. Untuk bagian ini memang haris dimatikan secara manual oleh kita (sebagai pengguna). Caranya :

  • Klik Start Menu ketik | Windows Settings
  • Klik Privacy
  • Lalu Klik Background App
  • dan matikan mode Let Apps Run in Background

No. 4 : Disable Game Mode

Karena kita bukan seorang games yang selalu menggunakan XBox maka beberapa konfigurasinya haruslah dimatikan. Langkahnya yaitu:

  • Klik Start Menu ketik Game Mode Settings
  • Nah disini matikan Game Mode nya.
  • Kemudian di bagian XBox Game Bar, matikan seluruh mode yang aktif disana.

No. 5 : Disable Delivery Optimization

Unik bagian yang satu ini memang! Kenapa ya? Karena di Microsoft ada kesan memaksa tanpa sepengetahuan pengguna lain. Maksudnya? PC / Laptop kamu bakal menjadi node penghubung dengan komputer lain yang berguna sebagai pengirim updates tiap file. Efeknya apa kalau dibiarkan? Tentu saja performa bandwidth bakal kebentur! Atasi hal ini dengan cara :

  • Klik Start Menu ketik Windows Settings
  • Lalu klik Update and Security
  • Di bagian Windows Update cukup klik Advanced Options
  • Lalu klik Delivery Optimization
  • dan Terakhir matikan Allow Download From Other Pcs.

No. 6 : Disable Indexing Drive

Pada bagian yang satu ini kita perlu mematikan fitur Indexing pada komputer-komputer yang memiliki RAM pas-pasan, 2GB kebawah, atau bahkan processor yang bukan i3 ke atas. Indexing tiap files yang ada di tiap Harddisk memang menyita banyak resource termasuk akan terasa efek samping nge-lag! Cara mematikannya bagaimana? Ini dia…

  • Buka Explorer
  • Lalu klik kanan pada Drive C (partisi Windows)
  • Pilih Properties
  • Matikan fitur Allow files in this drive to have contents indexed
  • Tekan OK.

No. 7 : Delete Junk Files

Banyak banget junk files yang sudah kita simpan tanpa kita sengaja ke dalam komputer ini. Masing-masing diantaranya ialah :

  • File bekas download
  • File bekas Delivery Optimization
  • File bekas Windows (lama)
  • Windows Upgrade Log
  • Windows Error Reports

Kenapa bisa file ini berpengaruh kepada Speed komputer? Tentu saja, tiap kali index hidup yang ada di langkah no.6. Maka setiap kali file baru masuk akan masuk dalam daftar Indexing. Makanya sering-sering cleanup Junk files setidaknya 1 bulan sekali untuk performa lebih optimal. Caranya gimana? Ini dia…

  • Klik Start Menu ketik Storage Settings
  • Kemudian klik Temporary Files
  • Lalu checklist semuanya baik itu previous windows installations, delivery optimization files, windows upgrade log files, dan opsi lainnya kebawah…
  • Klik Remove files. Tunggu sampai selesai agak lama memang jika files nya agak banyak ber-giga-giga!

No. 8 : Uninstall Antivirus (yang double)

Ngga bisa dipungkiri dari sekian banyak pengguna laptop / komputer, rata-rata cuma segelintir orang yang tau tentang pengaturan antivirus. Ya, dan bahkan banyak juga yang ngga tau, “dilaptop saya ini ada antivirus apa ya?

Beberapa toko komputer terkadang memberikan aplikasi antivirus bawaan, tetapi tidak semuanya baik. Terkadang ada yang double, dan terkadang ada yang loading lama banget nungguin scanning dan seterusnya! Berikut ini beberapa antivirus yang mungkin kamu udah / belum pernah denger namanya:

  • Win Defender
  • Avast
  • AVG
  • Avira
  • Bitdefender
  • Kaspersky
  • Sophos
  • Norton
  • Mcafee

Ada salah satu nama ini di komputer kamu? Check deh jangan sampai double! Kalau double dan memory (RAM) kamu pas-pasan… maka efeknya… tau kan? Leleeet karena antivirus akan melakukan scanning tidak hanya terhadap files di komputer, tetapi juga network, data transfer, dst…!

So, agar tidak lelet gimana? Ya hapus yang double, sisain aja satu antivirus cukup koq! Mau banyak antivirus tapi lelet, atau mau kenceng speed dengan 1 antivirus aja? Ayo….

No. 9 : Ganti Visual Effects

Untuk bawaan Windows sebenarnya Visual Effect diberikan dengan opsi terlengkap. Namun beberapa visual efek tertentu perlu di non-aktifkan guna memperingan kerja CPU dalam me-render dan juga melakukan processing lainnya!

  • Klik Start Menu lalu ketik Advanced System Settings
  • Lalu klik Advanced | Settings di bagian Performance
  • Kemudian klik Adjust for Best Performance
  • Terakhir aktifkan centang “show thumbnails instead of icons”
  • Tekan OK.

No. 10 : Pakai Windows 10 Debloater

Makasih banyak buat Sycnex yang sudah buat beberapa file script PowerShell di Github. Karena sudah mengumpulkan berbagai macam step kompleks menjadi super-super ringkas dengan aplikasi Debloater ini! Kamu juga bisa pakai ini langsung :

  • Klik Clone or Download
  • Jika sudah terdownload, maka Extract filenya…
  • Lihat disitu ada File bernama “Windows10DebloaterGUI
  • Klik kanan file itu, Run with PowerShell

Saat script ini berjalan nanti akan muncul semacam layar biru gelap. Dan inilah PowerShell semacam terminal yang khusus disediakan Windows untuk para adminstrator dalam melakukan konfigurasinya!

  • Klik saja “Remove All Bloatware
  • Disaat ada pertanyaan konfirmasi mulai, maka Ketik Y lalu tekan ENTER
  • Biarkan prosesnya sampai selesai… memang memakan waktu juga untuk menyelesaikannya.
  • Kemudian klik Uninstall OneDrive. Biarkan selesai.
  • Lalu terakhir Disable Cortana. Tunggu hingga usai.

Beres deh! Restart komputer kamu dan rasakan bedanya sekarang! Lebih lancar kan?

Ms. Office Activation

Kepada rekan-rekan pengguna Ms. Windows 7, 8, 8.1, 10, Server 2008, 2008 R2, 2012, 2012 R2, dan juga Ms. Office 2010/2013/2016 kini bakal dapat kabar gembira dengan adanya Activator yang satu ini!

Mungkin diantara kita sering ya mendapat masalah gangguan popup notifikasi seperti ini saat sedang bekerja mengetik di Ms. Word misalnya?

Nah, pesan notifikasi ini muncul karena setelah installation pertama kali Ms. Office kita belum menuntaskan activationnya. Sehingga popup ini berulang kali muncul. Lalu bagaimana mengatasinya? Tentu saja hal yang pokok perlu dilakukan ialah:

  • Bagi pengguna Ms. Windows 8 / 10, save dulu KMS Activator dilokasi selain Downloads, bisa saja kamu simpan ke Documents, atau ke lokasi lainnya. Catat lokasi folder lengkap tersebut!
  • Kemudian bukalah WinDefender, akses dari Start Menu.
  • Kemudian dan masukkan lokasi folder tadi sebagai Exclusion Folder. Tujuannya agar tidak terhapus oleh Win Defender.
  • Nah kini kita dapat mulai menggunakan KMS Activator. Klik kanan dan Run as Administrator.
  • Saat tampilan ini muncul, maka langsung saja click Activation | Activate Office.
  • Tunggu hingga selesai jika ada confirmation, pilih Yes jika muncul konfirmasi untuk membuat proses Activation / Task Schedule Automatic.
  • Ketika status aktifasi usai, silahkan close KMS Activator (dan restart komputer jika perlu).
  • Kemudian kita bisa check Ms. Wordnya apakah sudah fully activated?
  • Caranya yaitu di dalam Ms. Word klik Menu File | Account
  • Hasil akhir akan terlihat seperti ini :

Selamat bekerja!