Antara sedih dan terharu, tetapi juga bahagia. bagaimana menggambarkannya? Programmer harus tau betul tentang ini. Khususnya ketika coding standard belum diindahkan dengan baik. Simak penjelasan coding standard di artikel sebelumnya.
Programmer Bahagia dengan 3 perkara: 🥰
1. Performa yang Lebih Cepat
Server dengan spesifikasi tinggi memberikan kemampuan pemrosesan yang jauh lebih baik, memungkinkan aplikasi berjalan dengan kecepatan optimal, terutama jika sebelumnya sering mengalami bottleneck. Dalam fikiran programmer tuh begini :
“Akhirnya nggak perlu khawatir lagi soal lemot atau timeout!”
2. Kemampuan Menangani Beban Lebih Besar
Dengan spesifikasi server yang lebih tinggi, programmer dapat melayani lebih banyak pengguna atau proses tanpa khawatir server overload. Hati kecilnya bergumam begini :
“Kapasitas besar? Bawa sini semua request-nya, aku siap!”
3. Ruang untuk Bereksperimen
Dengan lebih banyak sumber daya, programmer bisa mencoba teknologi baru atau menjalankan simulasi yang lebih kompleks tanpa keterbatasan hardware. Hati kecilnya berkata begini :
“Wow, akhirnya bisa coba deploy API macam-macam tanpa khawatir resource habis!”
Ngomongin kebahagiaan ga bisa disebut seru kalo ga kenal penderitaannya. Cukup 1 saja dulu ya yaitu ini :
Programmer Menderita dengan 1 Faktor Utama 😭
Adaptasi dengan OS Baru
Bukan masalah ganti baju yang bisa ditilep, lempar, dan pakai yg lain. Dalam suatu project itu kalau sudah multi-OS alias berbeda OS, maka adaptasinya yang waw. Berpindah ke OS yang berbeda (misalnya dari Windows ke Linux atau sebaliknya) membutuhkan waktu untuk menyetel ulang, konfigurasi, command-line tools, dan bahkan naming standard. Di hati kecilnya bisa teriak dengan ini :
“Apa sih ini? Lho koq ngga jalan? Aduh, huruf kecil koq ga kedetek? waduh ini kenapa?!”🥺
Okay, cukup-cukup! Kita calm down dulu… atasi dulu gimana ini solusinya bagaimana ya? Yuk kita kenali kasusnya lalu langkah praktisnya seperti apa. Simak bagian berikut ini :
Case #01: Coding Standard 🚀
Khusus untuk pengembangan yang dilakukan pada OS berbeda, seperti Windows ke Linux misalnya. Maka hal yang penting diketahui ialah coding standard. Karena case sensitifitas akan menjadi bagian pokok dalam Linux. Misalnya dua buah variable ini:
Nama_Barang
akan berbeda dengan
nama_barang
Dan tentu saja Query yang terkait akan mengalami error saat execution!
Solusinya? Lakukan search & replace all dalam setiap file terkait. Apabila nama ini ada dalam column database, maka standard-kan dengan penjelasan yang sudah diuraikan pada artikel Coding Standard sebelumnya! Dan tentu saja ini akan sangat time_consuming ya guys! 😔
Case #02: Server Config 💻
Ketika migrasi multi-OS. Kita harus ingat Server Config. Apa saja cakupannya? Ini misalnya:
- Versi PHP
- Extension yang dipakai
- Memory Limit
- Upload Max Size
- .htaccess (Apache & nginx)
Hati-hati karena apabila tidak diadaptasikan dengan baik satu persatu, maka kemungkinan error akan langsung terlihat!
Case #03: User Permission 👨👦👦
Awas guys! Dalam Windows juga terjadi hal yang sama dalam permission seperti ini misalnya:

Pastikan diberikan hak akses writing untuk folder tertentu asset / lokasi upload misalnya.
Dan begitu juga untuk Linux maka gunakan chmod:
chmod -R 775 uploads/
chown -R www-data:www-data uploads/
Case #04: Folder Path 📁
File path dan struktur direktori berbeda antara OS, misalnya dari Windows (C:\folder\file.dat) ke Linux (/home/user/file.dat). Ini bisa membuat script atau aplikasi gagal berjalan. Error guys! ⚠️
Analisis Path: Identifikasi bagian kode atau konfigurasi yang menggunakan file path hard-coded. Lalu segera perbaiki!
Test: Uji setiap modul untuk memastikan path benar sesuai OS baru.
Okay, siap migrasi? Konsultasikan dengan tim ahli segera sebelum deadline mulai mepet. Tim kami available khusus dari hari senin hingga sabtu, minggu libur ya!