Coding Standard

Hello again, jumpa lagi di artikel Web Programming! Kita bakal bahas sedikit banyak tentang coding standard! Khususnya saat memberikan penulisan dalam penamaan variable, function, dan lain sebagainya….

Kita sadari dulu bahwa seorang programmer itu ternyata menggunakan berbagai taktik untuk memastikan dalam penulisan Code agar mudah dibaca dan juga terorganisasi. Apa saja fokus perhatiannya dalam penulisan Code itu ? Ini beberapa faktornya :

  • Penamaan untuk variabel ada formatnya;
  • Ada simbol spasi, indentasi, dan tab dalam kode;
  • Ada keterangan komentar di bagian kode tertentu guna membantu interpretasi (pemahaman).

Nah dalam artikel kali ini kita akan membahas satu persatu konsep-konsep barusan… ok ya?

Penamaan Variabel

Penamaan variabel merupakan aspek penting dalam menulis Code. Tujuannya 1 yaitu agar MUDAH DIBACA. Penamaan variabel konsepnya begini: Buat variabel yang menggambarkan tujuan utamanya dan ada tema yang konsisten di seluruh baris berikutnya dalam project coding tadi.

Multiword Delimited

Bagian pemisah antar kata. Nah, kita sebutlah istilah aslinya yaitu MULTIWORD DELIMITED. Keren yak?! Jadi ceritanya itu konsep ini dipakai untuk memisahkan kata-kata dalam penulisan nama variabel. Makanya dalam penulisan model seperti ini tidak ada simbol spasi dalam variabel. Karena kebanyakan variabel memang harus dipisahkan dengan cara tertentu. Sebagai contoh nih ya:

> SnakeCase

Nah lihat ini variablenya itu terpisah oleh underscore bukan spasi ya guys!

variable_one
variable_two

> CamelCase

Beda lagi dengan camel alias ONTA. Ada naik turunnya. Coba perhatikan :

namaOrang;

nomorMesin;

> Hungarian Notation

Beda lagi yang bagian ini. Caranya dengan memberikan camelcase plus format lain seperti datatype atau penjelas lainnya dalam penamaan variable tersebut.

sUsername; // string untuk username

iIndexColumn; // integer untuk indexColumn

bAccessStatus; // boolean untuk accessStatus

Penamaan suatu Function dan Class

Sama seperti penamaan variabel, dalam suatu pemberian nama Function dan juga Class kita harus mengikuti struktur judul deskriptif yang sama yang sudah disebutkan sebelumnya.

Aspek penting dari penamaan adalah memastikan Class, Function, dan juga variabel itu bisa dibedakan satu sama lain. Misalnya, seseorang dapat menggunakan Camelcase dan Hungarian Notation untuk Fungsi dan Class, sementara notasi Snakecase dipakai pada variabel saja (misalnya).

Membedakan fungsi, kelas, dan variabel dengan konvensi penamaan yang berbeda dapat sangat membantu dalam interpretasi Code tertentu. Sehingga user lain atau tim developer lain mampu memotong waktu dalam explorasi system flow yang panjang.


Apabila memerlukan tim migrasi dan perubahan schema code untuk kestabilan multi OS. Segerakan untuk konsultasikan kepada tim ahli kami!

php-locale-not-found

Error Class Locale Not Found : Deployment System Web

Ada yang pernah mengalami error seperti ini?

Bener-bener dah, kenapa ini yaa?!

Ada apa dengan PHP?

Dalam Hypertext Preprocessor alias PHP terdapat konfigurasi yang perlu diaktifkan guna fitur Locale ini dapat berfungsi dengan baik.

Tentu saja yang perlu kita ketahui ialah dimana letak konfigurasinya berada? Ini dia… bagi pengguna windows

C:\xampp\php\php.ini

atau bagi pengguna Linux juga kurang lebih seperti ini

/etc/php/7.4/apache2/php.ini

Cara Penanganan

Setelah file configuration php.ini barusan tadi dibuka, maka kita lanjutkan :

  • Tekan CTRL + F (Find)
  • lalu ketik extension

sampai dibaris yg ada

;extension=intl

disinilah kita membuang tanda semicolon (titik koma). Hanya bagian itu saja! Agar extension php ini berjalan. Save dan close.

  • kemudian stop server apache, tunggu hingga 10 detik
  • Dan terakhir start kembali server apache nya!

Viola, system kini telah lancar jaya!

Manfaat Extension intl

Sebenarnya di PHP kenapa ada extension ini, tentu saja ada manfaatnya lho! Extension ini memudahkan untuk melakukan pemeriksaan UCA-konforman dan tanggal / waktu / jumlah / mata uang format dalam skrip mereka.

Di dalamnya Intl tadi itu ada beberapa modul, masing-masing memperlihatkan ICU sesuai API:

  • Collator: memberikan tali kemampuan perbandingan dengan dukungan lokal-sensitif semacam penataan yang tepat.
  • Jumlah Formatter: memungkinkan untuk menampilkan nomor sesuai dengan format lokal atau diberikan pola atau seperangkat aturan, dan untuk mengurai string menjadi angka.
  • Pesan Formatter: memungkinkan untuk membuat pesan menggabungkan data (seperti nomor atau tanggal) diformat sesuai dengan pola dan lokal diberikan aturan, dan mengurai pesan penggalian data dari mereka.
  • Normalizer: menyediakan fungsi untuk mengubah teks menjadi salah satu bentuk normalisasi Unicode, dan menyediakan rutin untuk menguji apakah string tertentu sudah dinormalisasi.
  • Lokal: menyediakan interaksi dengan pengidentifikasi lokal dalam bentuk fungsi untuk mendapatkan subtags dari identifier lokal; mengurai, menulis, pertandingan (lookup dan filter) pengidentifikasi lokal.

Nah sekarang udah fahamkan, kenapa harus diaktifin extension barusan dan error locale-nya jadi ilang (alias lancar jaya?!) Ok. That’s all for today, jika masih ada kendala web programming lainnya, jangan sungkan diskusi di group whatsapp official kami yaaa.

mysql-crashed

MySQL Stopped Unexpectedly

Pernah mengalami hal ini ? MySQL atau MariaDB memiliki beberapa pola yang harus kita ketahui terkait crash moment :

MySQL service on local computer started and then stopped. Some services stop automatically if they are not in use by other services or programs.

Atau mungkin yang seperti ini?

Run MySQL XAMPP via XAMPP Shell (MySQL Shutdown Solution) - Sutriman -  Sutriman

Anda tidak sendirian! Banyak beberapa kasus yang terjadi dalam penggunaan database MySQL/MariaDb yang harus anda tangani dengan cara yang cerdas, cermat dan siap siaga! Namun, sebelum itu ketahui dulu apa penyebabnya?

#Case 01 : Windows Autoupdate

Masih ingat tentang kronologi file caching di windows server? Ketika fitur autoupdate terjadi. Ada keadaan dimana windows melakukan restart untuk apply critical updates tanpa konfirmasi kepada user. Dan hal ini membahayakan database yang sedang dipergunakan secara live!

Antisipasi hal ini dengan melakukan autoupdate -> manual. Jangan gunakan automatic mode. Konfigurasi lakukan secara bertahap demi kestabilan database.

#Case 02 : Logib Files

Ada pula keadaan dimana cache file tidak final. Apa saja file Logib itu?

Lacak 3 file yang berada di lokasi folder mysql\data :

  • ib_logfile0
  • ib_logfile1
  • ibdata1

Ketiga file ini wajib dihapus dulu karena apabila file ini terakhir writing process invalid, maka mysql running akan kembali crashed!

Setelah proses penghapusan dilakukan, sekarang jalankan kembali MySQL Services atau Restart windowsnya.

#Case 03 : my.ini Configuration

Hal yang terjadi dimana configuration file tidak bisa dibaca oleh MySQL / MariaDB juga bisa menjadi penyebab crashed!

Atasi hal ini dengan menimpa my.ini (default). Lalu setting kembali port mana yang ingin dibuka. Setelah itu MySQL dapat dijalankan kembali.

Terkadang kita bisa juga menggunakan checking mechanism dari MySQL itu sendiri, caranya tentu saja via command prompt lalu ketik :

mysqld –defaults-file=”C:\Program Files\MySQL\MySQL Server 5.0\my.ini” –standalone –console

Dengan ini maka my.ini configuration file akan dicheck mana settings config yang hilang / kurang untuk dapat menormalkan kembali saat MySQL dijalankan.

#Case 04 : Port Conflict

Port conflict jarang terjadi, namun ada apps lain yang menggunakan port serupa dengan port bawaan MySQL / MariaDB. Misalkan sebelumnya 3306, maka hal ini pasti akan bertubrukan!

Kita bisa memeriksa ketersediaan port di command prompt dengan mengetikkan command :

netstat -aon

Setelah itu akan muncul sederet angka ip-address:<Port-Terpakai>.

How to Check Open Ports Using CMD in Windows? - GeeksforGeeks

Jika hal ini sudah muncul, maka gunakanlah nomor port lain yang tidak tersedia dalam daftar tersebut. Karena kalau masih menggunakan nomor yg sama, maka port itu akan conflict lagi.

Buka file my.ini dalam konfigurasi MySQL, lalu gunakan port terbaru:

Save dan jalankan MySQL seperti sediakala!

#Case 05 : Network Service Permission

Untuk pengguna Windows OS, baik Windows 10, 11 hingga Win.Server. Perlu menggunakan permission yang sesuai. Jika tidak maka file writing akan terblock. Untuk itu lakukan:

  • Buka mysql\data folder
  • Lalu klik kanan Properties | Security | Advanced | Change Permissions | Add
  • Tambahkan nama : NETWORK SERVICES
  • Klik Check Names | OK
  • Aktifkan Full Control (Allow).

Ok, lalu jalankan MySQL seperti biasa.

#Case 06 : Bonus Case -Storage Engine-

File Corrupt saat menggunakan MySQL / MariaDB dengan menggunakan InnoDB / MyISAM. Apakah keterkaitannya? Saat Windows dihadapkan dengan dua jenis storage engine ini. Maka kita harus memperbesar ukuran caching nya. Sejatinya hal ini dilakukan agar proses tidak putus tengah jalan yang menyebabkan crashed berkepanjangan.

Untuk DB yang menggunakan MyISAM wajib execution code ini di MySQL Query :

SELECT CONCAT(ROUND(KBS/POWER(1024,
IF(PowerOf1024<0,0,IF(PowerOf1024>3,0,PowerOf1024)))+0.4999),
SUBSTR(' KMG',IF(PowerOf1024<0,0,
IF(PowerOf1024>3,0,PowerOf1024))+1,1))
recommended_key_buffer_size FROM
(SELECT LEAST(POWER(2,32),KBS1) KBS
FROM (SELECT SUM(index_length) KBS1
FROM information_schema.tables
WHERE engine='MyISAM' AND
table_schema NOT IN ('information_schema','mysql')) AA ) A,
(SELECT 2 PowerOf1024) B;

Adapun untuk DB yang menggunakan InnoDB maka gunakanlah Query berikut ini :

SELECT CONCAT(ROUND(KBS/POWER(1024,
IF(PowerOf1024<0,0,IF(PowerOf1024>3,0,PowerOf1024)))+0.49999),
SUBSTR(' KMG',IF(PowerOf1024<0,0,
IF(PowerOf1024>3,0,PowerOf1024))+1,1)) recommended_innodb_buffer_pool_size
FROM (SELECT SUM(data_length+index_length) KBS FROM information_schema.tables
WHERE engine='InnoDB') A,
(SELECT 2 PowerOf1024) B;

Nah sekian! Jika masih ada kendala lainnya, segera tangani dengan menggunakan backup berkala untuk antisipasi lainnya dan hubungi kami langsung!

txt to csv conversion

Txt to CSV Convertion

Ketika ingin melakukan importing file, tiap programmers perlu menentukan file format yang sesuai. Pasalnya, kendati file berbeda jenis namun format sudah pas, maka system bisa membaca sesuai instruksi alur skema yang diberikan sebelumnya.

Bak seperti pepatah mengatakan “jangan judge buku dari sampulnya, tetapi lihat isinya.” Maka kita pun harus teliti dalam menerapkan file import data ke dalam system khususnya konten TXT maupun CSV.

Ada apa dengan file txt?

Kita harus ingat bahwa ada dua alasan teknis mengapa file .txt tidak sama dengan file .csv dari perspektif developer (programmer):

  1. Struktur Data dan Pemisah
    File .txt umumnya hanya berisi teks polos tanpa struktur khusus, sehingga isi dan formatnya bisa bebas apa saja, dari paragraf biasa hingga teks yang tidak terformat. Di sisi lain, file .csv memiliki struktur yang lebih spesifik di mana data dipisahkan oleh tanda koma (,), atau pemisah lainnya seperti titik koma (;) untuk setiap kolom data dalam baris. Struktur ini memungkinkan .csv diinterpretasikan sebagai tabel dengan baris dan kolom, yang lebih mudah dibaca oleh aplikasi spreadsheet atau diproses oleh program.
  2. Kemampuan Parsing dan Kompatibilitas dengan Database
    Karena .csv memiliki format standar (dengan pemisah yang konsisten), programmer dapat menggunakan berbagai pustaka atau fungsi bawaan di bahasa pemrograman untuk memparsingnya dengan mudah, mengonversi isinya menjadi array atau tabel data yang siap diproses. Sebaliknya, file .txt tanpa format standar membutuhkan pemrosesan yang lebih manual karena program harus menafsirkan sendiri bagaimana data dipisahkan atau diatur, yang tidak selalu mudah.

Bagaimana cara konversi yang benar?

  • Buka file txt tadi di dalam Ms. Excel
  • Saat muncul opsi aktifkan Delimited
  • Kemudian aktifkan juga Delimiters disertai tab maupun comma

Setelah itu silahkan Save As : CSV file format:

Kini file CSV siap digunakan oleh system manapun!

rdp remote desktop connection

Encryption Oracle remediation on Windows OS

Pernahkah kamu mengalami konektifitas RDP yang terhalang, padahal saat di jaringan tertentu bisa lancar jaya? Mungkin yaa… seperti ini yang kamu dapatkan saat koneksi RDP dilakukan namun tiba-tiba nongol :

Erroooorrrr….! (Dhuar, dhuaaar, dhuaaar)

Tenang! Kamu tidak sendirian, hal yang sama terjadi diberbagai belahan negara karena RDP memang agak rewel. Tapi kita harus bisa mengatasinya guna melanjutkan aktifitas dan melancarkan pekerjaan segera.

Apa yang harus dilakukan?

Bagi pengguna Windows Pro/Ultimate wajib melakukan 2 tahap ini. Namun apabila pengguna Windows Home / Server Standard, maka lakukan saja 1 tahap. Apa itu? Yuk, langsung ke TKP guys!

#01 Tahap Pertama : Matikan Network Level Authentication

Masuk di Run > lalu ketik : sysdm.cpl

Setelah itu, lanjutkan :

  • Klik Remote (Tab)
  • Lihat bagian Remote Desktop disana ada bagian yang harus di-nonaktif-kan :

Matikan Network Level Authentication, lalu tekan Apply dan OK.

Itu dia tahapan pertama. Selanjutnya kita ke tahapan berikutnya…

#02 Tahap Kedua : Matikan Oracle Remediation

Nah ini, agak ke dalam lagi ya. Kita perlu menyetel group policy. Yaitu undang-undang (setelan komputer). Caranya? Gini…

Klik Run > Ketik : gpedit.msc

  • Masuklah ke Computer Configuration > Administrative Templates
  • Lalu masuk lagi ke System > Credential Delegation
  • Nah disana ketemulah : Encryption Oracle Remediation.
  • Double click opsi tadi.
  • Lalu klik Enabled dan set Protection Level ke : Vulnerable.

OK. Computer yang akan melakukan RDP sekarang sudah bisa lancar jaya! Jika perlu restart dan mulailah aktifitas RDP secara nyaman.

Ngomong-ngomong, kenapa bisa begitu ya? Banyak amat setelannya? He, ini bukan dari kita. Sebenarnya hal ini dilakukan oleh Microsoft untuk memperpanjang proses security layer. Masih inget pembahasan Firewall dulu? Nah karena hal tersebut dirasa tidak cukup, maka lapisan demi lapisan dipasang lagi dan lagi. Hingga ujung-ujungnya, end-user juga yang keblingerrr, hadeuuh!

Jadi, sebenernya perlu diaktifin atau ngga Tahap 1 & 2 tadi?

Yup, selagi mana konektifitasnya sudah dari trusted-end-user, maka everything is okay. Seperti misalnya tim internal, khusus tim IT Support, khusus IT Development, maka it’s okay. Namun setelah pemakaian, maka lakukan penguncian kembali sebaik mungkin setelah masa pemakaian berlangsung.

Okay, sekarang faham ya, cara konektifitas ke RDP nya? Good! Sampai ketemu lagi di tutorial selanjutnya, tetap semangaaat guys!

codeblocks ide

CodeBlocks Multiple Instances

Pernahkah kamu sedang membuat project dalam penerapan C++ ataupun C programming language dalam CodeBlocks? Kemudian kamu ingin menjalankan project lain bersamaan tanpa harus mengganggu project lain yang sedang running?

Nah, ini dia multiple instances yang akan kita gunakan dalam CodeBlocks.

Cara penyetelannya bagaimana?

  • Buka CodeBlocks
  • Klik Menu Settings | Environment

Matikan dua hal ini :

  1. Alow only one running instance.
  2. Use an already running instance.
Multiple Instances Codeblocks

Klik OK, done yaaa!

Close CodeBlocks nya saat ini, kemudian silahkan coba running 2 buah CodeBlocks bersamaan…

Lancar jayaaa…!

Monitor Shifted Offset

Monitor Shifted Offset

Entah bagaimana ceritanya tetapi memang hal ini terjadi ketika anda menggunakan versi Windows 10 ke atas. Yaitu keadaan dimana monitor yang tadinya berjalan lancar, tiba-tiba keesokan harinya keadaan tampilan seperti bergeser ke sebelah kiri / kanan offset, keluar layar.

Diantara developers ada yang menyebutnya sebagai Monitor shifted, Monitor Display Offset, dan lain-lain. Intinya monitornya nyeleneeeeh!

Ada yang aneh bukan? Tetapi ternyata hal ini bisa diatasi dengan cara me-refresh kembali resolusinya, lalu menormalkan dengan baik. Caranya begini di Windows dan pengguna Intel Graphic Drivers.

  • Masuk ke dalam Ms. Windows (login) hingga masuk ke Desktop
  • Kemudian disaat layar offset tampil seperti ini, bersegera menju ke setelan Intel Graphics.
  • Klik kanan di Desktop dan Graphics Properties

Lanjutkan dengan melakukan penggantian resolusi ke FullScreen, kemudian scale back ke resolusi lain.

Lakukan Customize Aspect Ratiojika perlu, sehingga skalanya akan terupdate secara otomatis.

dan beginilah dia kembali normaaal hadirin!

ok good luck, dan tetap semangat!

ssms 19 sql server management studio

MSSQL Server Error Saving Changes

Ada yang belum terbiasa menggunakan Ms. SQL Server dengan sistemnya yang serba serbi full configuration? Well, memang dalam MSSQL (alias Microsoft SQL Server) ada banyak tetek bengeknya yang perlu diketahui sehingga dalam beberapa operational tertentu mewajibkan setiap penggunanya untuk melakukan penyetelan terlebih dahulu agar tetap berjalan lancar. Dalam tutorial kali ini kita akan mencoba memberikan salah satu contoh kasusnya berikut penyelesaiannya.

Salah satu kendala yang dihadapi yaitu disaat setelah membuat table dan database yang baru. Bener-bener 1 table yg baru. Asumsikan table ini ya:

table_delivery yang diciptakan dalam database bernama db_sistem_kpm

  • Kita open kembali SSMS dari start menu.
  • Lalu lakukan modifikasi salah satu table nya.
  • Kemudian tekan CTRL + S.
  • Otomatis akan muncullah error seperti dibawah ini.

Apakah yang harus dilakukan untuk mengatasinya? Begini, close dulu table tersebut, lalu ikuti :

  • Klik Tools Menu | Options
  • dan buka Designers | Table & Database Designers
  • Non-aktifkan mode *Prevent saving changes that require table re-creation*
  • Klik OK.

Kini kita bisa melakukan modifikasi table dan saving dan bye-bye error nyaaa…!

Step by step ini juga sudah disederhakan dari sumber pertamanya yaitu stackoverflow.

1 Internal Server Multiple Web Port

Mungkin kamu pernah ya memiliki banyak web apps (yang kita sebut sebagai aplikasi berbasis web), diletakkan pada 1 mesin internal server kantor? Jika ya, maka kamu beruntung karena di tutorial kali ini kita akan menunjukkan cara mengaktifkan web port guna mempermudah akses dalam mesin yang sama tanpa harus beli mesin baru!

Yang kamu butuhkan ialah :

  1. Apache Server (boleh dari Xampp)
  2. Web app (yang sudah berjalan)

Okay selanjutnya, asumsikan kita ada 2 Web app yang dimiliki yaitu terletak di :

  • c:\xampp\htdocs\system-web-tv
  • c:\xampp\htdocs\system-web-snpad

Kini kita lanjutkan melakukan 3 konfigurasi secara cepat dan tepat!

1. Konfigurasi : httpd.conf

Apa dan dimana letak konfigurasi ini berada? Tentu saja ada di :

c:\xampp\apache\conf\httpd.conf

Bongkar file tersebut dan cari tulisan :

Listen 80

# nilai 80 ini ialah port yang dibuka pada mesin server ini

Nah dari situ tambahkan keterangan berikutnya menjadi seperti ini:

Listen 8

Listen 2024

Listen 2025

# sekarang portnya sudah ada 3, dan berikut port 2024 dan 2025 untuk web app yang akan kita pasangkan sebentar lagi!

Nah setelah ini kita lanjutkan operasi berikutnya ya! Kamu pasti sudah mulai faham sekarang.

2. Konfigurasi : httpd-vhosts.conf

Di dalam file yang satu ini. Kita akan melakukan mapping point. Lebih tepatnya lagi penunjukkan directory mana yang akan digunakan sebagai referensi pemanggilan pada saat diakses oleh URL web browser. File yang dimaksud ialah :

C:\xampp\apache\conf\extra\httpd-vhosts.conf

Nah dari sini bongkar filenya ya, dengan begitu kamu akan menjumpai keterangan berikut ini :

<VirtualHost *:80>
ServerAdmin admin@fgroupindonesia.com
ServerName localhost
ServerAlias localhost
DocumentRoot "/xampp/htdocs/"
</VirtualHost>

Yang akan kita buat ialah konfigurasi serupa! Sehingga untuk web app yang kita akan cocokkan sesuai lokasinya, sekarang tambahkan code di bawahnya menjadi :

 
<VirtualHost *:2024>
ServerAdmin admin@fgroupindonesia.com
ServerName webtv.net
ServerAlias www.webtv.net
DocumentRoot "/xampp/htdocs/system-web-tv"
</VirtualHost>

<VirtualHost *:2025>
ServerAdmin admin@fgroupindonesia.com
ServerName snpad.net
ServerAlias www.snpad.net
DocumentRoot "/xampp/htdocs/system-web-snpad"
</VirtualHost>

Nah sampai sini, kamu pasti sudah yakin bahwa mapping yang dilakukan harus sesuai dari penamaan folder, besar kecil dan juga tidak boleh menggunakan spasi ya! Ngerti deh….! Oh ya, catet dulu :Okay, lanjuuut….!

  1. Penamaan besar kecil harus sesuai
  2. Penamaan web domain ataupun folder (directory) tanpa spasi
  3. Lokasi system web harus terletak sesuai namanya di dalam sub folder htdocs
  4. Tidak boleh ada duplikasi nama tag VirtualHost pointing ke Directory yang sama

Okay, sudah ngerti ya! Lanjuuut…!

3. Konfigurasi : system32\drivers\etc\host

Dan finalnya ya bagian ini. Yaitu open notepad by administrator lalu akses lokasi penting ini :

C:\windows\system32\drivers\etc\host

Dari sini kita lakukan pemetaan terakhir ya!

127.0.0.1 localhost
127.0.0.1 webtv.net
127.0.0.1 www.webtv.net

127.0.0.1 snpad.net
127.0.0.1 www.snpad.net

Nah semuanya disusun rapi ya, jarak spasi pun cukup gunakan tombol TAB. Dan save file tadi!

4. Testing Hasilnya!

Yuk kita test!

Stop XAMPP Server, tunggu 10 detik (biarkan refresh). Lalu Start kembali XAMPP Servernya….!

Lihat kini port sudah terbuka dengan baik! Dan akses di web browser alamat yang kita inginkan sesuai IP ADDRESS mesin tersebut!

Untuk saat ini kita coba di browser URL ini:

http://192.168.0.21:2024

http://192.168.0.21:2025

# IP ADDRESS ini ganti dengan nomor mesin kamu disana namun diakhiri dengan port yang sudah di buka pada Apache Server tadi yaa!

Waah, keren kaaan?! Alhamdulillah…. Selamat ya guys!

Catatan :
Untuk bantuan khusus sesi teknis lainnya yuk ikuti sesi konsultasi IT yang kami miliki untuk mengatasi kasus unikmu sebagai solusi terbaik, segera!

windows defender

Percepat IDE (apapun) dengan Exclusion Win. Defender

Mungkin tidak sedikit diantara teman-teman disini yang pernah menggunakan komputer dengan spesifikasi RAM 8GB DDR3 namun ketika beroperasi di Ms. Windows, beberapa Integrated Development Environment (IDE) terasa beraaaat sekali. Diantaranya yaitu :

  1. Android Studio
  2. Netbeans
  3. Intellij
  4. VSCode
  5. Visual Studio

dan masih banyak lagi IDE lainnya yang memiliki fitur indexing files lalu memberikan efek agak ‘nge-lag’ pada Ms. Windows yang sedang digunakan saat beroperasi!

Tapi ngomong-ngomong, apa kaitannya dengan Windows Defender? Ulasan versi inggrisnya ada di link berikut ini. Namun, khusus pada artikel tutorial kali ini kita akan terapkan secara general dan memudahkan bagi pengguna IDE lainnya secara komplit!

Apa Kaitan Utamanya Win.Defender & IDE?

Windows Defender dan IDE (apapun) dapat saling mempengaruhi kinerja komputer, terutama jika Windows Defender melakukan pemindaian atau pengawasan aktif saat NetBeans digunakan. Windows Defender adalah perangkat lunak antivirus bawaan Windows yang terus memantau aktivitas file dan program di sistem untuk memastikan tidak ada ancaman keamanan. Saat NetBeans sedang digunakan, terutama saat membuka proyek besar atau melakukan kompilasi, Windows Defender mungkin memeriksa setiap file yang dibuat atau diakses, yang dapat menyebabkan peningkatan penggunaan CPU, RAM, atau disk.

Dampaknya, IDE (apapun) yang membutuhkan banyak sumber daya sistem untuk menjalankan berbagai tugas seperti kompilasi, debugging, dan pengelolaan proyek, bisa mengalami penurunan kinerja atau terasa “ngelag” alias “lola”. Ini bisa terjadi karena Windows Defender memprioritaskan keamanan sistem, yang mungkin mengganggu proses internal IDE itu sendiri. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah mengatur pengecualian di Windows Defender untuk folder proyek atau file tertentu yang digunakan oleh IDE tadi, sehingga tidak dipantau secara terus-menerus oleh Windows Defender, memungkinkan IDE berjalan lebih lancar.

Apa Saja Langkah Yang Dapat Dilakukan?

Ok. Ikuti langkah berikut ini:

  • Buka Windows Defender
  • Klik pada Bagian Security | Virus & Threat Protection
  • Lalu klik Manage Settings
  • Buka Exclusions | Add & Remove Exclusion

Di bagian inilah kita perlu memilih Folder dan File mana yang akan diabaikan oleh Windows Defender saat kita bekerja. Diantaranya yaitu :

C:\Users\<username-anda>\AppData\Local\Android

C:\Users\<username-anda>\AppData\Local\NetBeans

C:\Users\<username-anda>\AppData\Local\JetBrains

C:\Users\<username-anda>\AppData\Local\Programs\Microsoft VS Code

dan juga

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio\

C:\Program Files (x86)\Microsoft Visual Studio\

C:\Program Files\Netbeans\

C:\Program Files\Android\Android Studio\

Dan Untuk sisanya, sudah bisa mengerti kan? Ada beberapa folder location yang berada di directory Program Files > NamaApps nya, dan adapula yang berada di USER\APP-DATA barusan yang telah disebutkan tadi!

Apakah Efek Positifnya?

Jika sudah, OK! Done, restart Windowsnya untuk merasakan efek positifnya. Apa saja ya efek tersebut? Dengan penyetelan konfigurasi Exclusion yang tepat pada Windows Defender untuk lokasi IDE NetBeans dapat menghasilkan beberapa efek positif, termasuk:

  1. Peningkatan Kinerja IDE: Dengan menambahkan NetBeans dan proyek-proyeknya ke daftar pengecualian Windows Defender, IDE akan berjalan lebih lancar tanpa gangguan dari proses pemindaian antivirus, mengurangi lag saat melakukan tugas seperti kompilasi, debugging, dan pengelolaan file.
  2. Pengurangan Penggunaan Sumber Daya Sistem: Tanpa harus terus-menerus memeriksa file yang terkait dengan NetBeans, penggunaan CPU, RAM, dan disk oleh Windows Defender akan berkurang, membebaskan sumber daya sistem untuk digunakan oleh IDE, sehingga meningkatkan responsivitas sistem secara keseluruhan.
  3. Waktu Kompilasi Lebih Cepat: Tanpa intervensi dari Windows Defender, waktu yang diperlukan untuk kompilasi kode akan lebih singkat. Ini karena proses kompilasi tidak lagi terganggu oleh pemindaian antivirus, yang biasanya memperlambat proses penulisan dan pembacaan file.
  4. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik: Dengan kinerja NetBeans yang lebih stabil dan cepat, pengembang dapat bekerja dengan lebih efisien dan produktif, mengurangi frustrasi akibat lag atau keterlambatan yang disebabkan oleh gangguan dari Windows Defender.

Keren kan?!