Di dunia freelance IT apalagi digital marketing, banyak orang berlomba-lomba masuk ke platform populer dengan harapan bisa cepat dapat klien, proyek, atau cuan. Tapi faktanya, tidak semua platform itu efektif. Beberapa justru terlalu saturated — penuh sesak oleh kompetitor — sampai akhirnya malah buang-buang waktu.
Di artikel ini, kita bahas platform mana saja yang ternyata overrated, terlalu ramai, dan tidak worth it untuk pemula (atau bahkan untuk profesional berpengalaman).
1. Upwork – Kompetisi Brutal, Fee Tinggi, dan Algoritma Misterius
Upwork dulunya tempat yang menjanjikan. Tapi sekarang, suasananya sudah jauh berbeda:
- Ribuan freelancer bidding untuk satu proyek kecil.
- Bayaran klien makin turun karena banyaknya pekerja dari seluruh dunia yang rela dibayar murah.
- Upwork memotong 10%+ dari penghasilan.
- Algoritma penampilan profil tidak transparan.
- Banyak klien ghosting atau tidak serius.
Kalau kamu baru mulai, Upwork bisa bikin frustasi. Banyak yang habiskan waktu bikin profil cantik, kirim 50+ proposal, tapi gak dapat apa-apa.
2. Fiverr – Terlihat Mudah, Tapi Kenyataannya Perang Harga
Di Fiverr, kamu bikin “gig” dan nunggu order masuk. Tapi di balik itu:
- Ratusan bahkan ribuan gig serupa sudah ada sebelum kamu.
- Desain, penulisan, programming, voice over — semua kategori udah banjir penjual.
- Banyak buyer cari harga termurah, bukan kualitas.
- Perlu waktu lama hingga kamu muncul di halaman depan.
- Kalau dapat order, margin kamu kecil banget.
Fiverr sering bikin ilusi: “Pasang aja, nanti order datang.” Nyatanya? Tanpa marketing ekstra dan rating awal, kamu tenggelam.
3. LinkedIn Job Post – Banyak Saingan, Terlalu Formal, Sering PHP
LinkedIn terlihat profesional dan banyak lowongan. Tapi kalau kamu pernah apply 10–20 job post dan gak pernah dipanggil, kamu gak sendirian.
- Banyak perusahaan pasang job sekadar “lihat pasar”.
- Ribuan pelamar apply dalam waktu singkat.
- Yang ditarik biasanya dari “referral” atau circle dalam.
- Prosesnya lama, terlalu birokratis.
- Jarang yang kasih feedback.
LinkedIn bagus untuk networking, bukan apply job massal. Tanpa koneksi internal, hasilnya bisa nihil walau kamu qualified.
4. Facebook Group Freelance – Banyak Low Budget Client & Scammer
Group Facebook freelance lokal/internasional sering terlihat aktif: banyak post, banyak komentar. Tapi kualitasnya?
- Klien pasang budget absurd: “Buat website kayak Tokopedia, budget 200 ribu.”
- Banyak penipu: after kerja, klien kabur tanpa bayar.
- Revisi tidak masuk akal.
- Job tidak jelas dan kadang ilegal.
Kalau kamu tidak hati-hati, kamu bisa kerja gratis dan malah stres.
Jadi, Apa Solusinya?
Daripada buang waktu di platform saturated, kamu bisa:
✅ Buat portfolio pribadi (pakai Notion, GitHub, atau landing page).
✅ Cari klien lewat circle terdekat dulu: alumni, grup kampus, komunitas lokal.
✅ Bikin konten atau mini proyek yang solve masalah nyata: contoh, bikin sistem untuk toko kelontong, UKM, guru, atau relawan.
✅ Cold outreach: kirim email/DM ke target klien yang kamu incar dengan penawaran khusus.
✅ Bergabung ke komunitas niche, bukan marketplace umum.
Kalau kamu merasa stuck di platform seperti Upwork, Fiverr, atau LinkedIn Jobs — kamu gak salah. Memang terlalu penuh. Sekarang bukan soal ikut keramaian, tapi soal cari celah unik. Waktu kamu berharga — jangan dibuang buat bersaing di tempat yang tidak adil sejak awal.
Bangun reputasi, bukan hanya akun. Fokus ke value, bukan ke sistem yang bias.
Yang mau konsultasi lebih lanjut klik tombol WA dibawah untuk atur jadwal sesi live nya!